page contents Selamat Karena Atap Rumah (Tsunami Jepang) | SerBa - SerBi

7 Agu 2011

Selamat Karena Atap Rumah (Tsunami Jepang)

Setiap bencana selalu meninggalkan duka mendalam, tidak terkecuali gempa bumi yang terjadi di Jepang, Jumat 11 Maret 2011 lalu.
Gempa bumi yang berkekuatan 8,9 SR itu terjadi pada pukul 14.46 waktu setempat. Gempa bumi dahsyat itu menimbulkan tsunami yang tingginya mencapai 10 meter yang menghantam daerah pesisir timur Jepang. Akibat tsunami itu, ribuan orang tewas, ratusan gedung dan rumah hancur, mobil dan segala sarana yang jumlahnya sangat banyak pun turut hanyut oleh derasnya air. Tak terhitung kerugian yang diserita akibat gempa dan tsunami tersebut. Namun, diantara ribuan kisah yang "merobek telinga" dan "menyayat hati" dari orang - orang disana, terselip sebuah kisah yang sedikit bisa membuat bibir tersenyum, yaitu kisah selamatnya Hiromitsu Shinkawa.
Hiromitsu Shinkawa adalah seorang pria berusia 60 tahun, tinggal di Minami Soma, Fukushima, Jepang. Setelah terjadi gempa, bersama istrinya, beliau meninggalkan rumahnya. Tetapi dia kembali lagi ke rumahnya karena ada sesuatu yang tertinggal. Dia berkata, "Saya melarikan diri setelah mendengar tsunami datang, tetapi saya kembali mengambil sesuatu di rumah, saat itulah saya terbawa arus. Saya selamat dengan memegang puing atap rumah saya." Suatu keajaiban! Kecepatan arus air yang bisa melebihi kecepatan mobil pun tidak lantas menenggelamkan Hiromitsu. Namun, dia terlempar ke lautan lepas sejauh kira - kira 10 mil. Ketika ditemukan, dia terduduk diatas sempalan atap rumahnya yang terhanyut bersamanya. Dengan tangannya yang sudah tidak sekuat dulu lagi, dia sebenarnya sudah berusaha mengayuh, namun tentu saja tidak akan bisa sampai ke pantai. Itulah sebabnya Hiromitsu terapung - apung sampai dua hari di lautan lepas. Tentu dua hari itu menjadi hari yang menakutkan baginya. Seakan-akan tidak ada harapan hidup lagi. Namun, ternyata Tuhan tetap melindunginya diatas sempalan atap rumahnya itu. Minggu, 13 Maret 2011, dia ditemukan regu penyelamat dan segera dibawa ke salah satu rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Petaka bisa menghampiri siapa saja, tidak terkecuali di dalamnya adalah orang percaya. Untuk itu, sudah seharusnya kita terus merendahkan diri di hadapan Tuhan, jangan sombong, dan selalu hidup dalam kewaspadaan, baik rohani maupun jasmani. Namun, sesulit apapun keadaan yang menimpa kita, termasuk yang ditimbulkan oleh bencana alam, masih ada harapan di dalam Tuhan. bahkan kadang Tuhan memakai hal - hal sepele untuk menolong kita. Mari kita terus bersandar kepada Tuhan dan mengagumi keajaibanNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar